Sosok yang Indah - Yesaya 53:2,5
Dipublikasikan pada 03 Agustus 2024
2 min baca

Selama lebih dari 130 tahun, Menara Eiffel telah berdiri megah di tengah kota Paris sebagai karya arsitektur yang gemilang dan indah. Kota itu dengan bangga menjadikan menara tersebut sebagai unsur penting dari kemegahannya.

Namun, saat menara itu dibangun, banyak orang memandangnya sebelah mata. Guy de Maupassant, seorang penulis Prancis yang ternama, mengatakan bahwa menara itu memiliki “ketipisan yang tidak masuk akal, seperti cerobong asap pabrik.” Ia tidak dapat melihat keindahannya.

Kita yang mengasihi Yesus dan telah mempercayai Dia sebagai Juruselamat tentu menganggap Dia sebagai sosok yang indah—karena diri-Nya dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita. Akan tetapi, Nabi Yesaya menuliskan kata-kata berikut: “Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya” (53:2).

Namun, keagungan tak terkira dari apa yang telah Dia lakukan bagi kita merupakan bentuk keindahan paling sejati dan murni yang pernah dikenal dan dialami manusia. “Penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya” (ay. 4).

Dia “tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (ay. 5).

Kita tidak akan pernah mengenal sosok seindah dan seagung Dia yang telah menderita bagi kita di kayu salib, yang menanggung pada diri-Nya hukuman tak terkatakan yang diakibatkan oleh dosa-dosa kita.

Itulah Yesus, Sosok yang terindah. Pandanglah Dia, Sang Pemberi hidup.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca